Dilema Koruptor



ORANG TUA SAYA BILANG. "MAMA MIMPI, KAMU MUTILASI ORANG. PAPA SAYA BILANG "TAKUTNYA KAMU MAU CEPAT KAYA TAPI DENGAN JALAN PINTAS". KIRA-KIRA BEGITULAH

Beberapa Tipe Mesin Slot Online Terbagus

Saya jawab saja saya masih waras, tujuan pengakuan itu tidak ada hubungan di antara ingin KAYA dengan MUTILASI ORANG. Saya di sini pengin menerangkan saja jika jika ingin mencari uang ada 2 langkah: ingin mencari dengan sejuk atau mencari uang pada jalan panas.


KRONOLOGI LITERASI PNS


Saya menyaksikan orang cari uang dengan menghalalkan segara langkah alias mencari UANG PANAS dengan jual belikan kedudukan kedudukan taktiks untuk diri kita bahkan juga untuk PARTAI POLITIK, memakai instrument kepegawaian menjadi CPNS perlu uang di antara 75juta s.d 150 juta (era orde baru dahulu harga cpns berharga 1 biji motor tapi era saat ini harga cpns berharga 1 biji mobil), peningkatan pangkat, SK kedudukan dan sebagainya semuanya ada UANGnya. Sampai kepentingan teknispun ada pelicinnya.


Memakai instrument Penyediaan Barang serta Layanan Pemerintahan untuk perbanyak UANG individu ialah faktanya yang tidak terbantah. Memakai, memanupasi UANG APBN untuk membuat bertambah diri kita jadi bukti riil rusaknya Akal Budi seorang (Budi baik saya menggukan arti kata ini dari Immanuel Kant). Bahkan juga yang gilanya lagi naik haji juga diongkosi oleh Kementerian/Instansi. Biarlah naik haji menmemperoleh uang pulak. APA INI BUKANNYA SUDAH RUSAK MORAL, AKAL BUDI SESEORANG?


Ini jelas merusak negara. Korupsi jadi senjata yang sangat tajam seorang menjadi kaya. Ya, ini jalan hanya satu untuk mereka. Tidak ada jalan lain. Apa mereka berasa senang sesudah memperolehnya? Pasti belum. Mereka akan menambahkan, menjaga kekayaan, keberadaan, rekam jejak mereka di kanto dengan membuat keputusan keputusan politik untuk amankan solidaritas dari kejaran BPK serta KPK.


Apa mereka bahagia? Pasti benar-benar tidak. Mereka kuatir resah serta was was jika kalau mereka tertangkap. Apakah yang mereka kerjakan seterusnya? Mereka membuat persetujuan rahasia dengan bermusyawarah serta berjamaah dengan membuat legacy yang memberikan keuntungan serta amankan mereka. Mereka coba menyogok, menyogok yang dipandang radikal dalam pertimbangan akal sehat. Mereka memaksakan bayar dengan semua langkah polisi polisi kementerian/instansi yang mereka kira visioner/ keras/kepala batu/ sulit ditata serta tidak mau di kasih BARANG/UANG. Sebab mereka tidak suka serta upayanya tidak berhasil karena itu dengan diam diam perlahan-lahan mereka singkirkannya.


Di dalam data empiris saya hampir 90% mereka mereka ialah artis yang mainkan peranan peran dimulai dari peranan peran biasa sampai di peranan peran yang taktiks. Pembagian hasil sama tidak? Ya beda dong. Masak tukang sapu dkk dengan Dirjen sekjen menteri kepala unit SAMA pembagian hasilnya. Yang bener saja dong.


Bagaimana jika antara mereka berasa dirugikan hasil dari pembagian? Apa mereka yang tukang sapu serta yang sekelas mereka akan buka masalah/teriak? Nah di sini antiknya. Walau sedih tetapi mereka selalu bertahan sebab mereka berpikir sulit cari pekerjaan. Hasil dari diskursus mereka ialah yang 1 ngomong "wah ini tidak adil, masak kita diberi Hanya segini". Lainnya ngomong" ini rejeki kita udahlah terima saja" yang lain ngomong ini telah takdir Tuhan dan sebagainya.


Apa mereka akan naik pangkat? Ya, tetapi yang nurut. Yang turut, mereka akan dikasih peranan tambahan, peranan penting, bahkan juga promo kedudukan. Gunakan bugar and Proper tes? Itu cuman mekanisme saja. Walau sebenarnya nama namanya telah dipastikan dengan persyaratan intinya ialah yang NURUT/PATUH serta IKUT.


Pertanyaan besar serta penting saya mengenai kepribadian serta keadilan ialah BAGAIMANA MEMBANGUN MORAL DAN AKAL SEHAT PARA AKTOR UNTUK MENCAPAI KEADILAN serta KESEJAHTERAAN?


Postingan populer dari blog ini

Prions, the mis-folded healthy proteins finest understood for triggering illness like

The law requires the creation of an additional district that affords Black Alabamians

Functioning while homeless has actually additional difficulties